Thursday, November 14, 2019

ISLAM DAN KEBUDAYAAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kebudayaan islam selama ini adalah kadar apresiasi siswa serta umat islam secara umum  terhadap budaya yang mulai minim,dan ada rasa minder di kalangan muslimin tatkala membandingan kemajuan budanya dengan budaya barat,dan kini kita cenderung lebih akrab dengan budaya barat mulai dari hal yang kecil seperti gaya berbicara hingga cara bepakaian kita hamper mengikuti budaya barat 70%.
Kitalihat dari sisi cultural,ekonomi,politik,pendidikan yang mengarah pada ketergantungan tata cara budaya orang barat.sedangan budaya seremonial dan simbolis muslim sudah hilang terkikis zaman. Sebagaimana agama terakhir, Islam di ketahui memiliki karakteristik yang khas di bandingkan dengan agama-agama datang sebelumnya. Melalui berbagai linteratur yang berbicara tentang islam dapat di jumpai uraian mengenai pengertian agama Islam, berbagai aspek yang berkenaan dengan Islam itu perlu di kaji sejara seksama, Sehingga dapat dihasilkan pemahaman Islam yang komprahensip hal ini perlu dilakukan, karena kualitas pemahaman ke-Islaman seseorang akan mempengarui pola piker, sikap, dan tindakan ke-Islama yang bersangkutan, Kita barang kali sepakat terhadap kualitas ke-Islaman seseorang benar-benar komprahenship dan berkualitas.
B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian islam dan budaya?
2.      Perbedaan budaya islam dengan budaya lain?
3.      Apa hubungan antara islam dan kebudayaan ?
4.      Bagaimana pandangan kebudayaan dalam budaya islam?
                                                                                               
C.    Tujuan
1.      Untuk menjelaskan tentang pengertian islam dan budaya.
2.      Memberikan pencerahan tentang tolak ukur budaya islam dengan budaya lain.
3.       Untuk Menjelaskan tentang hubungan Islam dan kebudayaan.
4.      Untuk menjelaskan bagaimana pandangan kebudayaan dalam budaya islam   .




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Islam dan kebudayaan
1.      Islam
Dari segi kebahasaan Isalm berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat sentosa dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk Aslama yang berarti berserah diri dalam kedamaian.
Adapun pengertian Islam dalam segi istilah adalah mengacu kepada agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT bukan berasal dari manusia dan bukan pula berasal dari nabi Muhammad SAW.
2.      Kebudayaan
Kebudayaan adalah suatu keseluruhan yang kompleks yang terjadi dari unsur-unsur yang berbeda seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hokum, moral adat istiadat, dan segala kecakapan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dan ada juga kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batil (akal budi) manusia kepercayaan, kesenian, adat istiadat, dan berarti pula kegiatan (usaha) batin (akal dan sebagainya) untuk menciptakan sesuatu yang termasuk hasi kebudayaan.
Banyak pula beberapa pendapat yang mengartikan kebudayaan Antara lain:
A.    S. Takdir Alisyahbana (196:207-8)
Dia berpendapat bahwa  kebudayaan adalah:
1.      Suatu keseluruhan yang kompleks yang terjadi dari unsure-unsur yang berbeda-beda seperti ilmu pengetahuan,kepercayaan,seni,hokum,moral,adat istiadat dan segala kecakapan yang di peroleh manusia sebagai anggota masyarakat
2.      Warisan social atau tradisi.
3.      Cara atau aturan dan jalan hidup manusia.
4.      Penyesuain manusia terhadap alam sekitarnya dan cara menyelesaikan persoalan.
5.      Hasil kecerdasan manusia.
6.      Hasil pergaulan atau pergaulan manusia

B.     Pasurdi Suparlan
Menjelaskan bahwa kebudayaan adalah serangkaian aturan petunjuk,resep dan setrategi. sebagai agama penyempurna bagi agama lain,mengapa pada zaman sekarang akidah dan budayanya mulai di lupakan oleh para pengikutnya(muslim).



B.     Perbedaan budaya islam dengan budaya lain
mengapa pada zaman sekarang akidah dan budayanya mulai di lupakan oleh para        pengikutnya(muslim).
Ada 5 poin pembeda atara budaya islam dan budaya lain di dunia ini Yaitu
1.      Konsep tauhidatau oneness of god yang berarti dimana saja kapan saja,islam selalu menampilkan ajakan satu tuhan.
2.       Universalitas yang mengandung pesan dan missi peradaban ini,alquran menekankan persaudaraan manusia dengan tetap member ruang terhadap perbedaan ras,keluarga,Negara DLL.
3.      Perinsip moral,selain aquran,sunnah yang penuh dengan nuansa moral,islam juga tak pernah sep dengan ajaran ini (moral walisongo) moral walisongo disajikan melalui berbagai media (wayang,nyayi-nyanyian daerah).ini dapat memudahkan masyarakat agar mengerti dan mengamalkan ajaran-ajaran islam,seperti memahami rukun islam DLL.
4.      Mengajarkan budaya toleransi yang tinggi .
5.      Prinsip keutamaan belajar agar memproleh ilmu,budaya membaca alquran(ngaji),mempelajari secara detail tentang isi alquran,mepelajari hadist termasuk dalam suatu kebudayaan islam yang sangat kental dan di haruskan dari awal penyebaran  hingga saat ini.

Dan budaya yang mengesankan in sering di sebut budaya pendidikan seumur hidup,yang terukir dalam sejarah dan itu pun di sebutkan dalam sabda nabi:

C.    Hubungan Islam dengan Kebudayaan
Sebagian ahli kebudayaan memandang Kecendrungan berbudaya merupakan dinamik ilahi. Bahkan menurut Hegel, keseluruhan karya sadar insani yang berupa ilmu, tata hukum, tatanegara, kesenian, dan filsafat tak lain dari pada proses realisasi diri dari roh ilahi. Sebaliknya sebagian ahli, seperti Pater Jan Bakker, dalam bukunya “Filsafat Kebudayaan” menyatakan bahwa tidak ada hubungannya antara agama dan budaya, karena menurutnya, bahwa agama merupakan keyakinan hidup rohaninya pemeluknya, sebagai jawaban atas panggilan ilahi. Keyakinan ini disebut Iman, dan Iman merupakan pemberian dari Tuhan, sedang kebudayaan merupakan karya manusia. Sehingga keduanya tidak bisa ditemukan. Adapun menurut para ahli Antropologi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Drs. Heddy S. A. Putra, MA bahwa agama merupakan salah satu unsur kebudayaan. Hal itu, karena para ahli Antropologi mengatakan bahwa manusia mempunyai akal-pikiran dan mempunyai sistem pengetahuan yang digunakan untuk menafsirkan berbagai gejala serta simbol-simbol agama. Pemahaman manusia sangat terbatas dan tidak mampu mencapai hakekat dari ayat-ayat dalam kitab suci masing- masing agama. Mereka hanya dapat menafsirkan ayat-ayat suci tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada.
Para ahli kebudayaan mempunyai pendapat yang berbeda di dalam memandang hubungan antara agama dan kebudayaan.
1.      Kelompok pertama menganggap bahwa agama merupakan sumber kebudayaan atau dengan kata lain kebudayaan merupakan bentuk nyata dari agama itu sendiri. Pendapat tersebut diwakili oleh Hegel.
2.      Pendapat kedua yang diwakili oleh Pater Jan Bakker, menganggap bahwa kebudayaan tidak ada hubungan nya sama sekali dengan agama.
3.      Kelompok ketiga menganggap bahwa kebudayaan merupakan bagian dari agama itu sendiri.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, islam juga mendorong manusia untuk berbudaya. Tetapi seperti yang sudah kita ketahui, sebelum islam datang sudah ada kebudayaan yang telah berkembang. Tentunya kebudayaan tersebut ada yang mengandung kebaikan dan ada yang mengandung keburukan atau kebatilan.
Adat istiadat dan tradisi ada kalanya  yang dapat mewujudkan kebaikan bagi umat manusia pada salah satu sisi kehidupan manusia,  yang tidak ada nash agamanya, kecuali pengarahan terhadap tujuan yang umum. Ketika itulah peran akal melakukan ijtihat untuk mencari kehendak ilahi, dalam segala hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Mungkin bisa dikatakan bahwa adat istiadat atau kebudayaan ataupun tradisi yang kebaikannya Nampak (mengandung kebaikan) adalah kehendak Ilahi. ia dapat dianggap sebagai hukum agama yang disandingkan dengan tatanan agama secara menyeluruh, meliputi berbagai bidang kehidupan. Pada saat itulah kenyataan hidup berperan dalam memahami agama berdasarkan tradisi yang baik. Ia dianggap sebagai bagian agama  ketika tidak ada nash yang berkaitan dengannya, dan ketika tidak bertentangan dengan nash yang ada.
Islam dan kebudayaan memiliki keterkaitan antara yang satu dengan yang lain. Ajaran islam memberikan aturan-aturan yang sesuai dengan kehendak Allah SWT, sedangkan kebudayaan adalah realitas keberagamaan umat Islam tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa wujud nyata dari pengamalan ajaran agama islam itu mampu dilihat dari kebudayaan dan kehidupan nyata para pemeluk agama Islam tersebut.
Dari pengertian penjelasan di atas kata Islam dekat dengan arti agama begitu juga hubungan agama dan kebudayaan dalah dua bidang yang dapat di bedakan tetapi tidak dapat di pisahkan. Agama bernilai mutlak, tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat. Sedangkan budaya, sekalipun berdasarkan agama dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Sebagian besar budaya di dasarkan pada agama, tidak pernah sebaliknya. Oleh karena itu agama adalah primer, dan budaya adalah sekunder. Budaya bisa merupakan ekspresi hidup keagamaan, dengan demikian, kita dapat mengetahui bahwa pada tingakat praktis, Agam Islam merupakan produk budaya karena ia tumbuh dan berkembang melalui pemikiran ulama’ dengan cara ijtihad, Disamping itu, Ia tumbuh dan berkembang karena terjadi interaksi social masyarakat.
Dan ada juga hubungan islam dan kebudayaan yang bias kita lihat dari segi ekonomi,dalam ayatalqurandijelaskanyaitu ;“                                                                                                                  “(Q.s. al-baqarah (2):275)
Yang artinya bahwa allah menhalallkan jual beli dan mengharamkan riba yang merupakan dasar agama islam
D.    Kebudayaan dalam pandangan islam
Ada tiga jenis kebudayaan dalam pandangan Islam[6] :
1.      Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan islam.
Dalam kaidah fiqh disebutkan  “ al adatu muhkamatun “ artinya “adat kebiasaan dapat dijadikan sebagai hukum” bahwa adat istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat, yang merupakan bagian dari budaya manusia, mempunyai pengaruh di dalam penentuan hukum. Tetapi yang perlu dicatat, bahwa kaidah tersebut hanya berlaku pada hal-hal yang belum ada ketentuannya dalam syareat. Salah satu contoh kebudayaan yang tidak bertentangan dengan islam seperti  kadar besar kecilnya mahar dalam pernikahan, di dalam masyarakat Aceh, umpamanya, keluarga wanita biasanya, menentukan jumlah mas kawin sekitar 50-100 gr emas. Dalam Islam budaya itu syah-syah saja, karena islam tidak menentukan besar kecilnya mahar. Menentukan bentuk bangunan Masjid, dibolehkan memakai arsitektur Persia, ataupun Jawa yang berbentuk Joglo.
2.      Kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan dengan Islam. kemudian di  rekonstruksi sehingga menjadi Islami.
Contohnya, kebudayaan masyarakat yang melaksanakan upacara tujuh hari orang meninggal ataupun empat puluh hari orang meninggal. Upacara semacam itu tidak ada tuntunannya dalam Islam, tetapi Islam mencoba merekonstruksi upacara-upacara tersebut agar menjadi lebih Islami, yaitu dengan pembacaan kitab suci Alquran pada saat pelaksanaan upacara-upacara tersebut. Islam datang untuk merekonstruksi budaya tersebut menjadi bentuk “ibadah” yang telah ditetapkan aturan-aturannya.
“Dari Abu Hurairah r.a. katanya: Abu Bakar Siddik ditugaskan oleh Rasulullah SAW sebelum haji wada untuk memimpin satu kaum pada hari Nahar melakukan haji, kemudian memberitahukan kepada orang banyak, suatu pemberitahuan: Ketahuilah! Sesudah tahun ini orang-orang Musyrik tidak boleh lagi haji dan tidak boleh thawaf di Ka’bah dalam keadaan telanjang. Sebelum Islam, orang-orang musyrik Arab telah melakukan juga pekerjaan haji menurut cara mereka sendiri. Antara lain ialah thawaf di Ka’bah dalam keadaan telanjang bulat sambil bertepuk tangan.” (Hadits Shahih Bukhari no. 843). Sebelum Islam datang tawaf dilakukan oleh orang-orang kafir secara telanjang, namun setelah kedatangan Islam hal tersebut di rekonstruksi  menjadi lebih islami.
3.      Kebudayaan yang bertentangan dengan Islam.
Seperti, budaya “ ngaben “ yang dilakukan oleh masyarakat Bali. Yaitu upacara pembakaran mayat yang diselenggarakan dalam suasana yang meriah dan gegap gempita, dan secara besar-besaran. Ini dilakukan sebagai bentuk penyempurnaan bagi orang yang meninggal supaya kembali kepada penciptanya. Upacara semacam ini membutuhkan biaya yang sangat besar. Hal yang sama juga dilakukan oleh masyarakat Kalimantan Tengah dengan budaya “tiwah“ , sebuah upacara pembakaran mayat. Bedanya, dalam “ tiwah” ini dilakukan pemakaman jenazah yang berbentuk perahu lesung lebih dahulu. Kemudian kalau sudah tiba masanya, jenazah tersebut akan digali lagi untuk dibakar. Upacara ini berlangsung sampai seminggu atau lebih. Pihak penyelenggara harus menyediakan makanan dan minuman dalam jumlah yang besar , karena disaksikan oleh para penduduk dari desa-desa dalam daerah yang luas. Di daerah Toraja, untuk memakamkan orang yan meninggal, juga memerlukan biaya yang besar. Biaya tersebut digunakan untuk untuk mengadakan hewan kurban yang berupa kerbau. Lain lagi yang dilakukan oleh masyarakat Cilacap, Jawa tengah. Mereka mempunyai budaya “ Tumpeng Rosulan “, yaitu berupa makanan yang dipersembahkan kepada Rosul Allah dan tumpeng lain yang dipersembahkan kepada Nyai Roro Kidul yang menurut masyarakat setempat merupakan penguasa Lautan selatan (Samudra Hindia).
Hal-hal di atas merupakan sebagian contoh kebudayaan yang bertentangan dengan ajaran Islam, sehingga umat Islam tidak dibolehkan mengikutinya. Islam melarangnya, karena kebudayaan seperti itu merupakan kebudayaan yang tidak mengarah kepada kemajuan adab, dan persatuan, serta tidak mempertinggi derajat kemanusiaan

BAB III
KESIMPULAN


A.    Kesimpulan
1.      Islam adalah agama yang dirurunkan oleh Allah SWT dengan perantara wahyu yang di berikan kepada nabi Muhammad SAW untuk disebarkan untuk umat manusia dan kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta dan masyarakat.
2.      Agama merupakan sumber kebudayaan dengan kata lain kebudayaan bentuk nyata dari agama islam itu sendiri.
3.      Islam dan kebudayaan memiliki keterkaitan antara yang satu dengan yang lain. Ajaran islam memberikan aturan-aturan yang sesuai dengan kehendak Allah SWT, sedangkan kebudayaan adalah realitas keberagamaan umat Islam tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa wujud nyata dari pengamalan ajaran agama islam itu mampu dilihat dari kebudayaan dan kehidupan nyata para pemeluk agama Islam tersebut.
4.      adat istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat, yang merupakan bagian dari budaya manusia, mempunyai pengaruh di dalam penentuan hukum



                                       




















DAFTAR PUSTAKA


Abdurrahman mas’ud Ph.d.metodologi pengajaran agama islam.2004.semarang:fak.tarbiyah IAIN walisongo.
Drs.Atang ABD.Hakim,MA.Metodologi studi islam.2011.Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Nata, Abuddin. Metedologi Study Islam. 1998. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Hakim Atang Abd Dan Mubarrok Jaih. 2010. Metodologi Study Islam. Bandung : PT.Remaja Rosda Karya.

No comments:

Post a Comment

Download Filem When the Phone Rings Full Episode : Sebuah Misteri Mencengkeram di Balik Panggilan Telepon

When the Phone Rings: Sebuah Misteri Mencengkeram di Balik Panggilan Telepon "When the Phone Rings" adalah drama Korea Selatan yan...