A.
Al-Qur’an Hadits
1.
Pengertian Al-Qur’an
Dari segi bahasa kata
“Qur’an, merurut. Dr. subhi salih adalah berarti "bacaan, asal dari
kata Qaraa. Dan kata al-Qur’an itu berbentuk masdar yang dengan arti isim maf’ul
maqru’(di baca).[1]
Adapun pengertian Al-Qur’an secara istilah telah di kemukakan para ahli antara
lain sebagai berikut:
a.
Munawwar kholil mengatakan Al-qur’an adalah:nama bagi kitab yang berisikan
firman Allah SWT. Yang diturunkan atas Nabi dan Rasulnya yang terkemukan yaitu
Nabi Muhammad SAW.[2]
b.
Dr.Subhi
Salih merumuskan bahwa Al-Qur’an:firman Allah SWT yang bersifat mu’jizat
(sebagai bukti kebenaran atas kenabian Muhammad) yang diturunkan kepada nabi
Muhammad, yang tertulis dalam mushaf-mushaf, yang di nukil/diriwayatkan dengan
jalan mutawatir yang dipandang ibadah membacanya.[3]
c.
Syeh Muhammad Abduh juga menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah bacaan
yang tertulis dalam mushaf yang menjaga hafalan-hafalan dalam umat islam.[4]
d.
Al-Qur’an adalah :kalam Allah yang merupakan Mukjizat yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang tertulis diatas mushaf dan diriwayat
dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah.[5]
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang berisi Firman Allah
S.W.T dan merupakan pedoman hidup manusia dalam mengarungi kehidupan di dunia
ini, Al-Qur’anul karim diturunkan melalui malaikan jibril kepada nabi Muhammad
saw sebagai petunjuk dan penyelamat di dunia ini, dan Al-Qur’an itu berisikan
pendidikan, peringatan dan adzab Allah, serta berita gembira kepada orang-orang
beriman.
2.
Pengertian Hadits
Adapun pengertian hadits secara istilah menurut Prof. Dr. Hasbi
Ash-sidiqi dalam bukunya pengantar ilmu hadits, yaitu :
اقواله
صلعم وافعله وتقريره مما يتعلق به حكم بنا
“segala ucapan-ucapan Nabi saw dan perbuatannya dan segala
penetapannya dari suatu yang bersangkutan dengan semua adalah menjadi hukum
bagi kita”.[6]
Dari pengertian yang telah
dikemukakan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa hadits adalah segala
ucapan, perbuatan atau tingkah laku dan ketetapan Nabi yang berhubungan dengan
hukum.
3.
Tujuan Mempelajari Al-Qur’an Hadits
Adapun tujuan pokok dalam mempelajari Al-Qur’an adalah antaralain :
a.
Supaya
mengetahui isi Al-Qur’an dan maksudnya
b.
Supaya
mendapat petunjuk dan pengajaran daripadanya
c.
Supaya
bertambah keimanan kepada Allah swt dan kitabnya (Al-Qur’anul Kariim)
d.
Supaya
dapat mengikuti perintah-perintah Allah swt dan meninggalkan
larangan-larangan_Nya, serta berakhlak mulia sebagaimana termaktub dalam ajaran
Al-Qur’an.
e.
Supaya
menambah dan memperluas pengajaran dan kesusastraan bahasa Arab
Dan tujuan
mempelajari Hadits adalah :
a.
Supaya
mengetahui maksud-maksud dan hikmah-hikmah yang termaktun dalam hadits
b.
Supaya
mengambil petunjuk pelajaran dari Hadits yang dipelajari
c.
Supaya
menambah dan memperluas pelajaran dan kesusastraan bahasa Arab.[7]
Jadi tujuan mempelajari Al-Qur’an dan Hadits adalah agar siswa
mempunyai pengetahuan dan dapat memahami pokok-pokok isi Al-Qur’an dan Hadits
dan berfungsi sebagi usaha untuk membimbing siswa dalam mengamalkan
kandungan-kandungan serta menjadikan pedoman dalam kehidupan di dunia ini, dan
dengan sendirinya akan tercapai kebahagiaan dunia dan di akhirat.
4.
Metode Mengajar Al-Quran Hadits.
Metode dapat
diartikan sebagai cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan.[8]
Jadi metode mengajar Al-Qur’an hadits adalah suatu cara yang digunakan mengajar
Al-Qur’an Hadits kepada siswa. Guru dalam memberikan pelajaran hendaknya dapat
menimbulkan perasaan senang bagi anak didiknya supaya materi pelajaran yang
disampaikan dapat diterima mereka, apabila anak didik senang dalam belajar,
maka penting bagi guru sebagai pendorong anak didik memusatkan perhatiannya
dengan sungguh-sungguh terhadap pelajarannya.
Adapun metode
mengajar Al-Qur’an Hadits diungkapkan Oleh Mahmud Yunus sebagi berikut :
a.
Pendahuluan
dengan menerangkan sebab turunnya (jika ada) atau membicarakan soal jawab yang
menyampaikan ke arah pangajaran.
b.
Guru
menyajikan ayat-ayat Al-Qur’an khusus atau mushaf.
c.
Guru
membaca ayat-ayat itu sebagai contoh bacaan.
d.
Kemudian
dua tau tiga orang murid membaca ayat itu sehingga betul bacaannya
e.
Guru
menerangkan maksud dengan arti ayat dengan terang dan menarik hati murid-murid
f.
Dalam
menerangkan ayat-ayat pakailah kata-kata bahasa al-quran dan tulis di papan
tulis serta artinya, sehingga tiap-tiap kata baru tertulis di papan tulis dan
artinya.
g.
Setelah
diterangkan arti dan maksud ayat-ayat itu terangkanlah I’tibar dan pengajaran
yang dipetik dari ayat-ayat itu serta dihubungkan dengan masyarakat lalu
ditulis di papan tulis.
h.
Pertanyaan
dan maksud ayat-ayat itu seluruhnya sebagai ulangan.
i.
Guru
memerintahkan murid membaca kesimpulan pelajaran yang tertulis di papan tulis,
kemudian menyalinnya kalau tidak ada kitab pelajaran.
j.
Kemudian
murid-murid disuruh menghafal ayat-ayat itu di luar kelas”.[9]
Jadi metode mengajar yang baik amat penting diterapkan dalam suatu
prose pendidikan, agar keberhasilan siswa dalam belajar dapat tercapai. Dalam
proses mengajar bidang studi Al-Qur’an Hadits, maka guru dituntut untuk mampu
dan ahli dalam menggunakan metode-metode dalam mengajar yang efektif dan
efisien atau berpareasi, sehingga nantinya dapat membangkitkan semangat belajar
murid.
5.
Kurikulum MTs tentang bahan pengajaran Al-Qur’an Hadits
Kurikulum
sekolah dapat dipandang sebagai suatu bagian dari kehidupan anak dibawah
bimbingan sekolah, yaitu diatur secara khusus untuk tujuan tertentu, juga
merupakan tempat yang khusus bagi anak belajar untuk mengarahkan minat dan
kesanggupan anak ke arah partisipasi anak murid yang efektif dalam kehidupan di
masyarakat. Pada hakikatnya kurikulum adalah rancangan mata pelajarn bagi suatu
kegiatan jenjang pendidikan tertentu, dan dengan menguasainya seseorang dapat
dinyatakan lulus dan berhak memperoleh ijazah.[10]
Dari pendapat
di atas, dapat penulis simpulkan bahwa kurikulum merupakan pedoman bagi seorang
guru untuk menyampaikan bahan pengajaran yang sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai. Adapun kurikulum di MTs untuk kelas VIII tentang materi Al-Qur’an
Hadits yang terdapat di dalam garis-garis besar program pengajaran (GBPP),
sekarang dirubah dari system catur wulan menjadi system semester, yang
uraiannya sebagai berikut :
Semester I :
1.
Sejarah Pembukuan Al-Qur’an Dan Hadits
1.1.Sejarah
pembukuan Al-Qur’an
a.
Menjelaskan pengertian Al-Qur’an dari segi bahasa dan istilah.
b.
Menyebutkan nama-nama Al-Qur’an.
c.
Memahami keadaan Al-Qur’an pada masa Rosul
d.
Mengetahui keadaan al-Quran pada masa Khulafaurrasyidin
1.2.Sejarah
Pembukuan Hadits
a.
Menjelaskan pengertian hadits dari segi bahasa dan istilah
b.
Membedakan hadits Qouli, Fi’li, Taqriri, dan hadits Qudsi
c.
Memahami keadaan hadits pada masa Rasul
d.
Memahami keadaan Hadits pada masa Kholifah Umar Bin Abdul Azis.
2.
Dalil tentang kebenaran Agama Islam dan Hadits tentang Istiqomah.
a.
Membaca dan menghafal dengan fasih, menyalin dan menterjemahkan
dengan baik dan benar, serta menyimpulkan isi kandungan surat Ali-Imran ayat
19, dan ayat 85.
b.
Membaca dan menghafal dengan benar, menyalin dan menterjemahkan
dengan baik, menyimpulakan isi kandungan hadits tentang istiqomah.
3.
Hukum Mim Sukun, Nun Syiddah, dan hukum bacaan
3.1.Hukum mim sukun
serta nun dan mim Syiddah
a.
Menjelaskan pengertian mim sukun dan cara membaca
b.
Menjelaskan bacaan mim mati
c.
Menjelaskan pengertian nun dan mim syiddah
3.2.Hukum membaca
Ro’
a.
Menjelaskan cara membaca ro’
3.3.Hukum membaca
lam
a.
Menjelaskan pengetian bacaan lam
b.
Menyebutkan bagan hukum bacaan lam
4.
Dalil tentang zakat, puasa dan haji
a.
Mampu membaca dan menghafal ayat dengan fasih, dan menyalin serta
menterjemahkan dengan benar, dan mampu menyimpukan isi kandungan ayat 183-184
surat Al-Baqarah tentang puasa.
b.
Mampu membaca dan menghafal ayat dengan baik, dan menyalin
menterjemahkan dengan benar dan mampu menyimpulkan isi kandungan ayat 69 dan
130 surat At-Taubah tentang zakat.
c.
Mampu membaca dan menghafal dengan fasih, menyalin dan
menterjemahkan dengan benar, dan mampu menyimpulkan isi kandunga ayat surat Ali
Imran : 96-97, tentang haji
Demikianlah
bahan pengajian Al-Qur’an Hadis siswa kelas 2 Madrasah Tsanawiyah (MTS)
Futuhiyyah 1 Bukit Kemuning berdasarkan kurikulum Departemen Agama RI.
5.
Keutamaan membaca Al-Qur’an
Al-Qur’an
adalah kitab sici yang merupakan sumber hukum islam yang utama dan bagi yang
membacanya dipandang ibadah yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang
mendapat pahala berlipat ganda. Maka barang siapa yang dapat membacanya dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, ia akan mendapat keselamatan,
kebahagiaan, ketenangan hidup di dunia, dan akan mendapat pertolongan di
akhirat kelak. Untuk mengetahui lebih jelas lagi tentang keutamaan membaca
Al-Qur’an ini akan penulis kemukakan hadits-hadits Nabi SAW. Antara lain:
عن
عثمان ابن عفان رضى الله عنه عن النبى صلى الله عليه وسلم قال: خيركم من تعلم
القران و علمه
(رواه البخارى)
Artinya:”Dari Utsman bin Affan r.a, dari Nabi saw. Bersabda: seebaik-baik
kalian adalah orang yang mempelajari (membaca)Al-Qur’an dan mengajarkannya”.
(Hadits Riwayat Bukhori).[11]
Dalam
hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Imam At-Turmudzi dan dikutip oleh
Muslih sabirdalam kitab riyadlus shalihin juga menjelaskan tentang keutaman
membaca Al-Qur’an sebagaimana sabda Nabi saw.
عن عبد
الله ابن مسعود رضي الله عنه قال.قال رسول الله صلعم. من قراء حرفا من كتاب الله
فله حسنة والحسنة بعشر امثالها لا اقول الم حرف بل الف حرف ولام حرف و ميم حرف
(رواه
الترمذ)
Artinya: “… Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata;rasulullah saw
bersabda:barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah(Al-Qur’an), maka
dia mendapatkan satu kebaikan. Dan setiap kebaikan itu dilipatgandakan dengan
sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan; Alif Lam Mim itu satu huruf, tetapi
alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf. (H.R. Turmudzi)…”[12]
Syekh Nawawi
dalam kitabnya salalimul fudholak juga menjelaskan tentang keutamaan membaca
Al-Qur’an bahwa mwmbaca Al-Qur’an adalah termasuk salah satu obat hati yang
lima yang dapat menyembuhkan penyaki-penyakit batin.[13]
Berdasarkan
penjelasan tersebut,maka penulios dapat mengambil kesimpulan bahwa mwmbaca
Al-Qur’an adalah amalan utama dan mendatangkan pahala yang berlipat ganda, juga
dapat mengobati penyakit-penyakit hati. Oleh sebab itu, orang yang membacanya
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, maka ia akan mendapatkan
ketenangan hati, dan mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat, demikianlah
keutamaan membaca Al-Qur’an.
[1] Departemen Agama RI, Opcit, hal. 15
[2] Munawwar Cholil, Al-Qur’an dari masa ke masa, Ramadani,
Solo, 1985, hal. 1
[3] Masyfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur’an, PT. Bina Ilmu,
Surabaya, 1979 hal. 1
[4] Abdul Aziz, Al-qur’an hadis kelas 2 MA, Wicak sana, Semarang, 1994,
hlm.2
[5] Departemen Agama RI, Opcit, hal. 16
[6] Hasbi Ash-Sidiqi, Pengantar Ilmu Hadits, Bulan Bintang,
Surabaya, 1990. hal. 22
[7] Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam,
Hidakarya Agung, Jakarta, 1980 hal. 105
[8] Jalaludin dan Usman Said, Opcit, hal. 91
[9] Mahmud Yunus, Op.Cit, hal. 80
[10] Jalaludin dan Usman Said,Op.Cit, hal. 123
[11] Abu Bakar Al-Jaziri, Minhajul Muslimin, Darul Surk Makkah, 1987,
hal.40
[12] Muslich Shabir, Riyadlus Shalihin, CV.Tuha Putra, Semarang, 1981,
hal.77
[13] Syech Muhammad Nawawi al-jawwi, salalimul fudhola Maktabah, usaha
keluarga semarang, t,t,hal.49
No comments:
Post a Comment