MAKALAH
PUASA
DOSEN
PEMBIMBING:
Yulianti,S.Pd.,M.Pd.I
TIM
PENYUSUN KELOMPOK 2:
·
Anisa Damaiyanti
NPM: 1959201010
·
Elisa
NPM: 1959201027
·
Retno Palupy
NPM: 1959201047
·
Ristyo
NPM: 1959201055
·
Yoga Ladestu Pamungkas
NPM: 1959201063
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KOTABUMI
PROGRAM STUDI SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK DAN KOMPUTER
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya,
saya bisa menyusun dan menyajikan Makalah mata kuliah Ibadah, Akhlak, dan
Muammalah ini yang berisi tentang Puasa sebagai salah satu tugas kuliah. Tak
lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberikan dorongan dan motivasi.
Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan Makalah Puasa ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan
dalam menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
Penulis juga memohon
maaf apabila dalam penulisan Makalah Puasa ini terdapat kesalahan pengetikan
dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud penulis.
Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh…
Kotabumi,
26 Maret 2020
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................... 3
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................... 4
A. Latar Belakang................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah........................................................................... 4
C. Tujuan............................................................................................. 4
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................ 5
A. Hakikat Puasa................................................................................. 5
B. Mengapa Allah
mewajibkan puasa................................................. 7
C. Tujuan dan Fungsi
Puasa................................................................ 10
D. Hikmah Puasa................................................................................. 11
E. Makna Sprirutual
Puasa.................................................................. 12
F. Puasa dan pembentukan
insan berkarakter..................................... 13
BAB
III PENUTUP......................................................................................... 14
A. Kesimpulan..................................................................................... 14
B. Saran............................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15
BAB
I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Seperti yang kita ketahui agama islam
mempunyai lima rukun islam yang salah satunya ialah puasa, yang mana puasa
termasuk rukun Islam yang keempat. Karena puasa itu termasuk rukun Islam jadi
semua umat Islam wjib melaksanakannya namun pada kenyataannya banyak umat Islam
yang tidak melaksanakannya, karena apa? Itu semua karena mereka tidak
mengetahui manfaat dan hikmah puas. Bahkan umat muslim juga masih banyak yang
tidak mengetahui pengertian puasa, dan bagaimana menjalankan puasa dengan baik
dan benar.
Banyak orang-orang yang melaksanakan puasa
hanya sekedar melaksanakan, tanpa mengetahui syarat sah puasa , tujuan dan
fungsi puasa , makna spiritual puasa. Hasilnya pada saat mereka berpuasa
hanyalah mendapatkan rasa lapar saja. Sangatlah rugi bagi kita jika sudah
berpuasa tetapi tidak mendapatkan pahala
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud
dengan hakikat puasa?
2. Mengapa Allah mewajibkan puasa?
3. Apa tujuan dan fungsi
puasa?
4. Apa yang
dimaksud hikmah puasa?
5. Bagaimana makna spiritual puasa?
6. Bagaimana puasa dan pembentukan insan berkarakter?
C.
TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hakekat puasa
2. Untuk mengetahui mengapa Alloh mewajibkan
puasa
3. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi puasa
4. Untuk mengetahui hikmah puasa
5. Untuk mengetahui makna spiritual puasa
6. Untuk mengetahui puasa dan pembentukan insane
berkarakter
BAB II PEMBAHASAN
A. HAKIKAT PUASA.
Dua kata yang memiliki makna dalam, untuk dapat
mengerti dua kata dengan makna dalam tersebut perlu diketahui definisinya
masing-masing agar memiliki gambaran tentang apa maksud dari makalah yang akan
disajikan ini.Hakikat, dalam kamus Bahasa Indonesia yaitu; intisari atau dasar,
kenyataan yang sebenarnya (sesungguhnya). Adapun puasa yaitu; menghindari
makan, minum dan sebagainya dengan sengaja (terutama bertalian dengan
keagamaan), salah satu rukun islam berupa ibadah menahan diri atau berpantang
makan, minum dan segala yang membatalkannya mulai terbit fajar sampai terbenam
matahari. Makna puasa dalam
bahasa Arab adalah '' shaum '' dan'' '' Siyam . Kata " shaum "
berarti " untuk menjauhkan diri dari sesuatu, menahan diri , untuk
mencegah diri dalam bahasa Arab. Dalam istilah fikih, itu berarti " untuk
menjauhkan diri dari makan , minum dan hubungan suami-istri ( jima ) antara
suami dan istri dari fajar sampai matahari terbenam ( maghrib ) dengan sadar
dan dengan mencari tujuan .
Demikianlah
arti dari kedua kata diatas, apakah sudah cukup berhenti sampai disini ? jawabannya
tidak, kita harus menyelami, mendalami dan menghayati dengan nurani tentang
hakikat puasa tersebut agar apa yang kita ketahui dan kita jalani tidak sia-sia
serta mendapatkan nilai ibadah pahala di mata Allah SWT. DalamIslam, puasa (disebut jugaShaum) yang bersifat wajib dilakukan pada bulanRamadanselama satu bulan penuh dan ditutup dengan Hari Idul
Fitri yaitu kembali pada kesucian, menahan diri dari makan dan minum dan dari
segala perbuatan yang boleh membatalkan puasa seperti perbuatan-perbuatan yang
tidak baik termasuk dalam perkataan, tidak bertengkar, menjaga pola pikir, hawa
nafsu, dan juga untuk melatih kesabaran, mulai dari terbit fajar hingga
terbenam matahari dengan niat. Sesuai perintah dalam kitab suci umat islamAl Quranpuasa juga menolong menanam sikap yang baik. Dan kesemuanya
itu diharapkan berlanjut ke bulan-bulan berikutnya, dan tidak hanya pada bulan
puasa.
Puasa
tidak hanya ada dalam umat Islam akan tetapi ada juga umat lainnya yang
melakukan puasa seperti didalam Yahudi, Kristen, Katolik, Protestan, Hindu, dan
Budha dari itu semua memiliki konsep puasa namun tentunya dengan cara berbeda.
Adapun puasa dalam Islam terbagi dua yaitu puasa sunah dan puasa wajib, puasa
sunah yaitu; Setiap hari Senin dan Kamis dari seminggu, Hari ke-13,
14, dan 15 setiap pertengahan bulan, Enam hari di bulan Syawal (bulan
setelah Ramadhan), Hari Arafat (tanggal 9 Dzulhijjah di (Hijriah) Islam
kalender), Hari Ashuraa (10 Muharram dalam (Hijriah) Islam kalender),
dengan satu hari lagi puasa sebelum atau setelahnya. Puasa wajib sudah kita ketahui
bersama yaitu puasa pada bulan Ramadhan selama satu bulan penuh. Hukum yang
wajib harus dikerjakan oleh umat Islam kalau tidak maka akan mendapat sanksi
dari Allah SWT, untuk yang terkena udzur selama puasa wajib maka harus di Qodho
puasanya atau menganti puasa dibulan berikutnya.berbeda dengan puasa sunah
apabila dikerjakan mendapat pahala apabila tidak, pun juga tidak mendapat dosa
dan tidak harus menggantinya. Terkait mengenai bulan Ramadhan, secara
etimologi berasal dari kata ramidha, yar-madhu, Ramadhan yang artinya terik,
sangat panas atau terbakar (pembakaran). Adapun menurut terminologi Ramadhan
dapat diartikan sebagai pembakaran, peleburan atau penghapusan atas segala
macam dosa. Berdasarkan dari pengertian tersebut terkadang terjadi penyimpangan
makna Ramadhan pada sebagian umat muslim. Dimana ada sebagian umat muslim yang
menyambut kedatangan bulan ini dengan cara menyulut petasan. Sehingga dengan
tindakannya tersebut ironis bagi mereka dapat meraih harapan atau hikmah
yang terdapat dibulan tersebut. Ramadhan termasuk bulan yang berbeda
diantara bulan-bulan Islam lainnya, bulan Ramadhan adalah bulan istimewa bulan
penuh berkah dan bulan penuh ampunan, diriwayatkan oleh Abu Hurairah tentang
keutamaan bulan Ramadhan yaitu; “Rasulullah SAW biasanya memberi kabar
gembira kepada para sahabatnya dengan bersabda: “telah datang kepadamu bulan
Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa
didalamnya; pada bulan ini pintu-pintu syurga dibuka, pintu-pintu neraka
ditutup, dan para setan diikat; juga terdapat pada bulan
ini malam yang lebih baik dari seribu bulan, barang siapa tidak memperoleh
kebaikannya maka dia tidak tidak memperoleh apa-apa.” (H.R.
Ahmad dan An Nasa’i).
Masih
dari Abu Hurairah tentang keutamaan bulan Ramadhan yaitu; “Umatku dibulan
Ramadhan diberi lima keutamaan yang tidak diberikan kepada umat sebelumnya,
yaitu: bau mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi Allah dari pada aroma
kasturi, para malaikat memohonkan ampunan bagi mereka sampai mereka berbuka,
Allah Azza Wazalla setiap hari menghiasi surganya lalu berfirman (kepada
surga): “hampir tiba saatnya para hambaku yang shalih dibebaskan dari beban dan
derita serta mereka menuju kepadamu.” Pada bulan ini para jin yang jahat diikat
sehingga mereka tidak bebas bergerak seperti pada bulan lainnya, dan diberikan
kepada umatku ampunan pada akhir malam.” Beliau ditanya: “wahai Rasulullah
apakah malam itu lailatul Qadar? Jawab beliau: “Tidak. Namun orang yang beramal
tentu diberi balasannya jika menyelesaikan amalannya. (HR. Ahmad). Dari
kutipan diatas kita mengetahui betapa bulan Ramadhan adalah bulan suci penuh
berkah dan segala keistimewaan didalamnya maka dari itu kita harus sadar dan
mari saling berlomba-lomba untuk mendapatkan segala keberkahan itu dengan
mengharap ridho dari Allah SWT. Setelah sedikit mengetahui esensi dalam bulan
Ramadhan pasti kita tidak mau absen didalamnya, kita akan memenuhi segala
aktifitas keseharian kita dengan ibadah dan ibadah, bersedekah, shalat disertai
sunahnya, perbanyak membaca Al-Qur’an terlebih kita harus berpuasa karena
kewajiban yang paling penting bagi umat Islam dibulan suci Ramadhan yaitu
berpuasa. Adapun firman Allah yang mewajibkan untuk berpuasa yaitu dalam surat
al-Baqarah 183: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertaqwa.”
B.
MENGAPA ALLAH
MEWAJIBKAN PUASA?.
·
Karena
Puasa Adalah Perintah Agama
Ini adalah jawaban yang paling utama dan
paling mutlak. Dalam segala bentuk ibadah, ketika ditanya mengapa, jawabnya “
karena ini adalah perintah agama “. Seseorang tidaklah layak beragama islam
sampai ia menyerahkan diri dan menerima sepenuhnya agama islam, karena arti
dari islam sendiri itu adalah “ menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah “.
Sehingga segala bentuk perintah agama wajib diterima dan dilaksanakan termasuk
diantaranya adalah puasa.
-
Karena Puasa Adalah Rukun Islam
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu umar
radhiallahu anhuma Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda
:
بني الإسلام على خمس شهادة أن لا إله إلا الله
و أن محمدا رسول الله و إقاق الصلاة و إيتاء الزكاة و صوم رمضان و الحج و صوم
رمضان
( Islam dibangun diatas lima ( pondasi ) :
Syahadat laa ilaaha illallah wa anna Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji ( bagi yang mampu ), dan berpuasa di
bulan Ramadhan ) diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
Ibarat sebuah tenda kehilangan satu tiang,
masihkah ia tegak menjulang ?. inilah islam, yang tak akan tegak tanpa tiang –
tiang nya, yang diantaranya adalah puasa.
-
Karena Dengan Puasa Kita Bisa Bertakwa
Mengapa kita diwajibkan berpuasa ?, “ agar
kalian kalian bisa bertakwa…… “.
Allah sendirilah yang memberikan jawaban ini
kepada kita. Allah ta’ala berfirman :
“
wahai orang – orang yang beriman telah diwajibkan atas kalian berpuasa
sebagaimana telah diwajibkan atas
umat – umat sebelum kalian agar
kalian bertakwa “ ( Al Baqarah : 183 )
Dengan berpuasa terwujudlah hakekat takwa.
Bagaimana tidak, sedangkan orang yang berpuasa menjauhi segala hal yang dapat
membatalkan puasanya karena taat kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya, dengan
ini terwujudlah takwa. Karena ia menaati perintah Allah berupa puasa, dan
menjauhi larangan Nya yang berupa pembatal – pembatal puasa.
-
Agar Terhapus Dosa Dan Mendapat Banyak Pahala
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda :
من صام رمضان إيماناً واحتساباً غُفر له ما
تقدم من ذنبه
“ barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh
iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa – dosanya yang telah lalu “
( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim )
Tidak hanya dihapusnya dosa, pahala yang tak
terhingga pun didapat juga, sebagaimana dalam hadits qudsi Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
يقول الله تعالى: كل عمل ابن آدم له، الحسنة
بعشر أمثالها، إلا الصيام فإنه لي وأنا أجزي به، ترك شهوته وطعامه وشرابه من أجلي،
للصائم فرحتان: فرحة
عند فطره، وفرحة عند لقاء ربه، ولَخلوف فم الصائم أطيب عند الله من ريح المسك
Allah ta’ala berfirman “ setiap amalan anak
Adam adalah untuk dirinya sendiri, dan setiap kebaikan akan dilipat gandakan
sepuluh kali lipat kecuali puasa, karena puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku
sendirilah yang akan membalasnya, ia meninggalkan syahwat, makanan, dan minumnya
hanya karena untuk-Ku. Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan : bahagia
ketika ia berbuka, dan bahagia ketika ia bertemu dengan Rabb-nya, dan sungguh
bau mulut orang yang berpuasa lebih harum dari bau misk “ ( diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim )
-
Agar Mudah Masuk Surga Dan Terhidar Dari Neraka
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda :
“ sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah
pintu yang disebut sebagai Ar Rayyan, yang hanya dimasuki oleh orang – orang
berpuasa dan tidak ada satupun yang masuk kecuali mereka. Tatkala ada yang
menyeru “ manakah orang – orang yang berpuasa ? “ maka merekapun memasuki pintu
tersebut dan tak ada yang masuk dari pintu tersebut selain mereka. Hingga
apabila mereka telah memasukinya pintu tersebut akan ditutup dan tak ada lagi
yang akan memasukinya “ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim )
Tidak hanya itu, orang yang gemar berpuasa
akan terhindar dari adzab neraka. Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda :
“ barangsiapa yang berpuasa satu hari fi
sabilillah, maka Allah akan menjauhkan wajahnya dari neraka sejauh 70 tahun (
perjalanan ) “ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim )
Orang yang tidak mau berpuasa terbagi menjadi
dua :
-
Tidak mau berpuasa karena ingkar
Seperti mengingkari kewajiban puasa Ramadhan,
meyakini bahwa khusus untuk dirinya
terbebas dari kewajiban puasa, atau menganggap bahwa puasa yang wajib bukan di
bulan Ramadhan, dan masih banyak lagi contoh sejenis, maka yang demikian ini
hukumnya kafir, karena ia telah mengingkari salah satu rukun islam yang
disyareatkan kepadanya.
Imam Ad Dzahaby rahimahullah berkata :
( Ibnu Abbas radhiallahu anhu berkata ( tiang
– tiang islam dan intinya ada tiga : syahadat laa ilaaha illallah, melaksanakan
shalat, dan berpuasa Ramadhan. Barangsiapa yang meninggalkan salah satu dari
tiga hal itu maka dia telah kafir ) naudzu billah min dzalik ) lihat Al Kabair
karangan imam Dzahaby
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah
berkata :
( apabila ada orang yang sengaja berbuka di
siang hari Ramadhan dengan anggapan bahwa hal itu halal padahal ia mengetahui
bahwa hal tersebut adalah haram maka orang itu harus dibunuh…) lihat Majmu’
Fatawa 25 / 265
Serta telah menjadi Ijma’ seluruh kaum
muslimin bahwa puasa Ramadhan hukumnya wajib, dan barangsiapa yang
mengingkarinya maka ia telah kafir. ( lihat Maratib Ijma oleh Ibnu hazm hal. 70
)
-
Tidak Mau berpuasa Karena malas
Seperti orang yang mengakui bahwa puasa
Ramadhan adalah wajib tapi ia tidak berpuasa karena malas – malasan, menganggap
remeh urusan puasa, dan karena mengikuti hawa nafsu, atau tidak mau berpuasa
tanpa alasan syar’i, maka ulama berbeda pendapat, dan yang paling rajih adalah
bahwasannya ia tidak kafir, akan tetapi ia telah berdosa besar dan wajib
bertaubat.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
rahimahullah berkata :
( orang yang meninggalkan puasa karena malas
atau meremehkan tidaklah kafir, karena hukum asalnya adalah seorang muslim
masih dalam keadaan islam sampai ada dalil yang menyatakan bahwa ia telah
keluar dari islam, sedangkan orang yang meninggalkan puasa karena malas –
malasan tidak ada satupun dalil yang menyatakan bahwa ia telah keluar dari
Islam, berbeda halnya dengan shalat, karena sesungguhnya telah banyak sekali
dalil dari Al Qur,an, sunnah, maupun atsar para sahabat yang menyatakan bahwa
orang yang meninggalkan shalat karena malas – malasan maka ia telah kafir )
lihat seri ebook Majmu’ Fatawa wa Rasail Syaikh Utsaimin yang ke 19.
C.
TUJUAN DAN FUNGSI PUASA.
·
Tujuan
Puasa
1.
Meningkatkan ketakwaan
Allah
SWT berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ [البقرة:183]
“Wahai
orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan
kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (Q.S
al-Baqarah: 183).
Dalam
puasa terdapat usaha keluar dari keinginan nafsu menuju perintah Allah SWT,
membebaskan dorongan nafsu menuju ketentuan syariat, mendahulukan cinta Allah
daripada selain-Nya. Semua itu, mendorong jiwa untuk melaksanakan taat dan
menjauhi penyimpangan, menerpa hati untuk selalu ikhlas karena Allah SWT.
Ketika
nafsu merasa kenyang, maka akan mendorong berbuat maksiat dan penyimpangan.
Sebaliknya, jika lapar, dia terdorong berbuat taat dan mengingat tuhannya.
2.
Mengendalikan Nafsu
Rasa
lapar dan dahaga dapat melemahkan keinginan nafsu untuk berbuat maksiat. Karena
maksiat yang paling merusak dan membahayakan bagi individu maupun masyarakat
adalah yang berhubungan dengan syahwat perut dan kelamin, maka Allah
menundukkannya dengan cara puasa.
Rasulullah
SAW bersabda,
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ
“Wahai
para pemuda, barang siapa dari kalian yang mampu biaya nikah, maka hendaklah ia
menikah, karena itu lebih bisa memejamkan mata dan menjaga farji” (HR.
Bukhari dan Muslim)
3. Melipatkan
Pahala Ibadah
Ibadah
puasa Ramadan menjadikan ibadah lainnya dilipatkan
pahalanya.
Di antara ibadah lain itu adalah:
a.
Sedekah
b.
Shalat malam
c.
Menghidupkan Lailatulkadar dengan ibadah
d. Membaca
al-Quran
4. Mensyukuri Kemudahan
Syariat Allah
Orang
yang mempelajari fikih puasa akan menemukan berbagai kemudahan dalam
ketentuan-ketentuan puasa. Misalnya, puasa hanya wajib bagi orang-orang yang
memenuhi syarat. Orang yang tidak mampu karena usia, dapat mengganti puasanya
dengan sedekah makanan kepada orang miskin. Orang yang sakit, musafir, ibu
hamil dan ibu menyusui juga boleh tidak berpuasa dengan ketentuan tertentu.
Allah SWT berfirman,
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
[البقرة:185]
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu.” (QS.
Al-Baqarah: 185)
Maka
kita bersyukur atas segala hikmah yang terkandung dalam perintah puasa Ramadan.
Juga bersyukur atas keringanan dan kemudahan yang Allah berikan dalam
menjalankannya.
·
Fungsi Puasa.
1.
Membuktikan keimanan seseorang
2.
Penyucian diri yaitu jiwa dan rohani dengan menjauh dari dengki, hasud dan
penyakit-penyakit hati lainnya
3.
Fungsi kesehatan
4.
Membuat diri merasa lebih baik
5.
Meningkatkan fungsi otak
D.
HIKMAH PUASA.
1.
Melatih diri menjadi
pribadi yang lebih tabah serta sabar.
Kita menjalankan puasa bukan hanya menahan
lapar serta haus. Akan tetapi dengan kita melakukan puasa maka kita dapat
dilatih untuk terbiasa bisa menahan amarah, dan tak berburuk sangka pada orang
lain. Serta kita akan terbiasa untuk bersabar menghadapi suatu hal, tak mudah
untuk terpancing oleh omongan – omongan orang lain mengenai diri kita. Jadi,
dengan demikian kita bisa jadi pribadi yang sabar serta tabah tidak hanya saat
puasa saja, tetapi setiap saat.
2.
Tercapainya derajat
ketaqwaan seseorang.
Dengan menjalankan ibadah puasa, maka seseorang
telah menjalankan kebaikan – kebaikan seperti yang Allah perintahkan serta
menjauhi semua larangan Allah. Karena itulah, maka dengan menjalankan ibadah
puasa seseorang dapat jadi pribadi yang lebih bertaqwa lagi pada Allah. Kita
sebagai orang muslim yang menjalankan ibadah puasa juga akan merasa selalu di
pantau oleh Allah, semangat untuk melakukan hal – hal yang diperintahkan oleh
Allah dan lebih mendekatkan diri pada Allah. Oleh karena itu, hikmah puasa
yaitu menjadikan seseorang bertaqwa pada Allah.
3.
Melatih seseorang
menjadi lebih bersyukur.
Sewaktu kita menjalankan ibadah puasa, kita
hanya makan dua kali di waktu berbuka puasa serta saat sahur. Dengan demikian,
maka kita semakin lebih merasa bersyukur dengan apa yang kita makan selama ini
saat kita tak berpuasa. Dengan demikian rasa syukur itu dapat muncul pada diri
seseorang itu, dan hikmat puasa bisa didapatkan.
4.
Menjadikan seseorang
lebih peduli sesama.
Sesama muslim merupakan saudara. Serta ikatan
itu saat puasa begitu terjalin dengan erat. Hal semacam ini bisa kita lihat
dari beberapa contoh, diantaranya yaitu memberikan makan tajil untuk berbuka,
dengan cara cuma – cuma (berbuka puasa gratis), Shalat berjama’ah, saling
berbagi pengetahuan agama, dan rutinitas ini akan terjalin serta terbiasa di
saat tidak berpuasa.
5.
Membiasakan diri untuk
berhati-hati dalam berbuat.
Dengan menjalankan ibadah puasa, maka kita akan
menghindari hal – hal yang bisa mengurangi pahala puasa kita yakni dengan
menjaga lisan, perbuatan serta hati. Dengan demikian sesudah kita membiasakan
diri berbuat baik di saat puasa, kita akan terbiasa dan akan berhati – hati
dalam melakukan tindakan. Karena ingat kalau Allah swt tahu segalanya yang kita
lakukan.
E.
MAKNA SPIRUTUAL PUASA.
Salah satu ajaran yang
potensial untuk mengembalikan kesadaran spiritual manusia adalah ibadah
puasa.Puasa adalah ajaran Tuhan yang sangat universal. Bagi kaum awam puasa
adalah sebuah upacara ritual keagamaan yang hanya menekankan pada keabsahan
secara lahiriyah yaitu tidak makan, minum,dan berhungan seksual.Akan tetapi
bagi kaum spiritualis, maka dimensi puasa sangatlah luas.Ia mencakup semua hal
yang terkait didalam kehidupannya.
Sesungguhnya agama
memberikan pedoman agar seseorang dapat mengarungi kehidupan bersearah kepada
kebaikan , maka di antara yang diajarkannya adalah dengan menahan hawa
nafsunya. Sesorang harus mengrahkan kehidupan dengan mengembangkan nafsu
mutmainnahnya atau nafsu yang membawa kepada kedamaian, ketenangan,kesabaran
dan hal-hal baik lainnya.Seirama dengan hal itu maka nafsu amarah yang terwujud
di dalam keangkaramurkaan,merasa paling berkuasa,merasa paling hebat dan segala
nafsu yang terkait dengan keburukan harus dipangkas sesuai dengan kapasitas
dirinya. Nafsu amarah ini yang di dalam banyak hal dapat membawa kepada
perilaku buruk atau jahat. Nafsu amarah akan membawa kepada kerusakan diri,
lingkungan, masyarakat dan juga bngsa.Jika makin banyak orang yang memiliki
nafsu amarah, maka akan terjadi partentangan, rivalitas dan bahkan konflik.
Kerusakan sebagai akibat perang sebenarnya dipicu oleh perilaku yang diarahkan
oleh nafsu amarah in ini.Demikian pula nafsu lawwamah atau nafsu yang lebih
mengedepankan kepada pemenuhan kebutuhan fisikal atau biologis.
Melalui puasa yang
mengajarkan spiritual, maka manusia diajarkan agar menjadi manusia yang baik
yaitu mengedepankan nafsu muthmainnah atau nafsu nafsu yang membawa kepada
kedamaian, ketenangan, kesabaran dan hal-hal baik lainnya sesuai dengan futrah
manusia yang sebenarnya juga menginginkan kebaikan.
F.
PUASA DAN PEMBENTUKAN INSAN BERKARAKTER.
Puasa dapat membuat manusia menjadi:
1. Mampu
MemanajemenDiri
Anjuran untuk berbuka di awal waktu dan sahur
di akhir waktu merupakan pembelajaran disiplin waktu. Seakan mulai dari bangun
tidur sampai tidur lagi aktivitas sudah tercatat dalam fikiran setiap pribadi
yang berpuasa, kegiatan apa saja yang akan dilakukan tiap jamnya sudah
tertanam. Termasuk di dalamnya adalah juga mengendalikan diri (emosi) serta
mengatur (menseting) otak untuk melakukan hal-hal yang dianjurkan pada bulan
puasa. Sehingga bisa menciptakan etos kerja tinggi karena semua waktu, tenaga,
dan fikiran sudah direncanakan sejak awal agar tercapainya prinsip efektif dan
efisien.
2. Berbuat
Jujur
Ibadah puasa merupakan ibadah individu yang
hanya pelaku dan Allah-lah yang tahu apakah ia benar-benar puasa atau tidak.
Jadi puasa adalah pendidikan bagi manusia untuk berbuat jujur (tidak munafiq)
pada diri sendiri, orang lain, dan jujur pada Tuhannya
3. Bertaqwa
Taqwa merupakan salah satu hasil yang
diharapkan dari orang yang berpuasa, taqwa dapat diartikan takut pada Allah,
karena Allah adalah dari segala sesuatu yang hanya wajib ditakuti sehingga
dengan takut itu manusia akan taat pada Allah. Salah satu ciri orang bertaqwa
adalah menepati janji, sabar, bersyukur, dan berperilaku adil.
4. Gaya
Hidup Sederhana
Hidup sederhana bukan berarti tidak boleh
menjadi orang kaya. Dengan hidup sederhana manusia tidak akan terjebak pada
pola hidup materialistik, konsomerisme, dan cinta dunia secara berlebih
5. Tahan
Uji (Cobaan)
Salah satu cobaan bagi orang yang mengerjakan
ibadah puasa adalah ketika ada orang lain yang meprovokasi, menyinggung
perasaan, dan ada godaan-godaan lain yang tidak sengaja untuk menggoda orang
berpuasa, misalnya ada acara iklan makanan dan minumanan, serta ketika kita
melihat orang yang makan atau minum di tempat umum.
6. Meneguhkan
dalam Bersikap
Tegas dalam mengambil keputusan (konsisten,
tidak plin-plan), siap menghadapi resiko, serta berkomitmen menjalani keputusan
yang telah menjadi pilihan, yaitu memilih untuk tidak makan dan minum sehingga
resiko yang harus dihadapi adalah rasa lapar.
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Saum (puasa) secara bahasa artinya menahan atau mencegah.
Menurut syariat agama Islam artinya menahan diri dari makan dan minum serta
segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah
terbenam matahari, dengan syarat
tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim.Macam-macam puasa yaitu
puasa fardhu,puasa sunnah,puasaharam,puasa makruh. Mengapa Alloh
Mewajibkan Puasa yaitu karena puasa adalah perintah Agama, karena puasa
rukun islam, karena puasa kita bertakwa, karena puasa terhapus dosa dan banyak
pahala.Tujuan puasa untuk menjadikan diri kita selalu bertaqwa kepada alloh ,
puasa memiliki fungsi yaitu puasa sebagai sarana pendidikan untuk
manusia agar tetap bertaqwa, melatih untuk bersabar dan mengendalikan hawa
nafsu. Melalui puasa yang mengajarkan spiritual, maka manusia diajarkan
agar menjadi manusia yang baik yaitu mengedepankan nafsu muthmainnah atau nafsu
nafsu yang membawa kepada kedamaian, ketenangan, kesabaran dan hal-hal baik
lainnya sesuai dengan futrah manusia yang sebenarnya juga menginginkan
kebaikan. Puasa dan pembentukan insa berkarakter dapat membuat manusia menjadi
: bertaqwa, jujur, nenahan diri, gaya hidup sederhana dll.
B. SARAN
Muslim yang taat dengan perintah Alloh SWT tidak akan pernah
meninggalkan puasa karena factor malas.Berlomba-lombalah dalam kebaikan niscaya
Alloh SWT akan membalasnya dengan apa yang kita perbuat.
DAFTAR PUSTAKA
Alkaf, Idrus.2004.Ihtisar Hadits.CV
Karya Utama : Surabaya
Azra.Azyumardi.2002.Pendidikan Agama Islam.Departemen
Agama RI : Jakarta HPT Muhammadiyah
Syihab.2001.Tuntunan Puasa Praktis.Bumi
Aksara : Jakarta
Syarafuddin, dkk. 1995. Al Islam dan
Kemuhammadiyahan. Surakarta: LPPI UMS.
https://seruni.id/hikmah-puasa/
https://santrimadinah.blogspot.com/2012/07/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html
https://harakahislamiyah.com/hikmah/empat-tujuan-puasa
http://www.jurnalasia.com/medan/puasa-dan-pembentukan-karakter/
No comments:
Post a Comment