Wednesday, October 07, 2020

PEMBAHASAN TENTANG PUASA


 MAKALAH

PUASA



DOSEN PEMBIMBING:

Yulianti,S.Pd.,M.Pd.I

TIM PENYUSUN KELOMPOK 2:

·        Anisa Damaiyanti

NPM: 1959201010

·        Elisa
NPM: 1959201027

·        Retno Palupy
NPM: 19592010
47

·        Ristyo
NPM: 19592010
55

·        Yoga Ladestu Pamungkas

NPM: 1959201063

 

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KOTABUMI

PROGRAM STUDI SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN KOMPUTER

TAHUN 2019/2020

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, saya bisa menyusun dan menyajikan Makalah mata kuliah Ibadah, Akhlak, dan Muammalah ini yang berisi tentang Puasa sebagai salah satu tugas kuliah. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan motivasi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah Puasa ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.

Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan Makalah Puasa ini terdapat kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud penulis.

Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh…

 

 

 

                                                                                    Kotabumi, 26 Maret 2020

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 4

A.    Latar Belakang................................................................................ 4

B.     Rumusan Masalah........................................................................... 4

C.     Tujuan............................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 5

A.    Hakikat Puasa................................................................................. 5

B.     Mengapa Allah mewajibkan puasa................................................. 7

C.     Tujuan dan Fungsi Puasa................................................................ 10

D.    Hikmah Puasa................................................................................. 11

E.     Makna Sprirutual Puasa.................................................................. 12

F.      Puasa dan pembentukan insan berkarakter..................................... 13

BAB III PENUTUP......................................................................................... 14

A.    Kesimpulan..................................................................................... 14

B.     Saran............................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Seperti yang kita ketahui agama islam mempunyai lima rukun islam yang salah satunya ialah puasa, yang mana puasa termasuk rukun Islam yang keempat. Karena puasa itu termasuk rukun Islam jadi semua umat Islam wjib melaksanakannya namun pada kenyataannya banyak umat Islam yang tidak melaksanakannya, karena apa? Itu semua karena mereka tidak mengetahui manfaat dan hikmah puas. Bahkan umat muslim juga masih banyak yang tidak mengetahui pengertian puasa, dan bagaimana menjalankan puasa dengan baik dan benar.

Banyak orang-orang yang melaksanakan puasa hanya sekedar melaksanakan, tanpa mengetahui syarat sah puasa , tujuan dan fungsi puasa , makna spiritual puasa. Hasilnya pada saat mereka berpuasa hanyalah mendapatkan rasa lapar saja. Sangatlah rugi bagi kita jika sudah berpuasa tetapi tidak mendapatkan pahala

 

B.     RUMUSAN MASALAH

1.         Apa yang dimaksud dengan hakikat puasa?

2.         Mengapa Allah mewajibkan puasa?

3.         Apa tujuan dan fungsi puasa?

4.     Apa yang dimaksud hikmah puasa?

5.        Bagaimana makna spiritual puasa?

6.        Bagaimana puasa dan pembentukan insan berkarakter?

 

 

C.    TUJUAN

Adapun tujuan pembuatan makalah ini sebagai berikut:

1.         Untuk mengetahui hakekat puasa

2.         Untuk mengetahui mengapa Alloh mewajibkan puasa

3.         Untuk mengetahui tujuan dan fungsi puasa

4.     Untuk mengetahui hikmah puasa

5.         Untuk mengetahui makna spiritual puasa

6.         Untuk mengetahui puasa dan pembentukan insane berkarakter

 

 

 

 

 

 

BAB II PEMBAHASAN

A.    HAKIKAT PUASA.

Dua kata yang memiliki makna dalam, untuk dapat mengerti dua kata dengan makna dalam tersebut perlu diketahui definisinya masing-masing agar memiliki gambaran tentang apa maksud dari makalah yang akan disajikan ini.Hakikat, dalam kamus Bahasa Indonesia yaitu; intisari atau dasar, kenyataan yang sebenarnya (sesungguhnya). Adapun puasa yaitu; menghindari makan, minum dan sebagainya dengan sengaja (terutama bertalian dengan keagamaan), salah satu rukun islam berupa ibadah menahan diri atau berpantang makan, minum dan segala yang membatalkannya mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Makna puasa dalam bahasa Arab adalah '' shaum '' dan'' '' Siyam . Kata " shaum " berarti " untuk menjauhkan diri dari sesuatu, menahan diri , untuk mencegah diri dalam bahasa Arab. Dalam istilah fikih, itu berarti " untuk menjauhkan diri dari makan , minum dan hubungan suami-istri ( jima ) antara suami dan istri dari fajar sampai matahari terbenam ( maghrib ) dengan sadar dan dengan mencari tujuan .

Demikianlah arti dari kedua kata diatas, apakah sudah cukup berhenti sampai disini ? jawabannya tidak, kita harus menyelami, mendalami dan menghayati dengan nurani tentang hakikat puasa tersebut agar apa yang kita ketahui dan kita jalani tidak sia-sia serta mendapatkan nilai ibadah pahala di mata Allah SWT. DalamIslam, puasa (disebut jugaShaum) yang bersifat wajib dilakukan pada bulanRamadanselama satu bulan penuh dan ditutup dengan Hari Idul Fitri yaitu kembali pada kesucian, menahan diri dari makan dan minum dan dari segala perbuatan yang boleh membatalkan puasa seperti perbuatan-perbuatan yang tidak baik termasuk dalam perkataan, tidak bertengkar, menjaga pola pikir, hawa nafsu, dan juga untuk melatih kesabaran, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan niat. Sesuai perintah dalam kitab suci umat islamAl Quranpuasa juga menolong menanam sikap yang baik. Dan kesemuanya itu diharapkan berlanjut ke bulan-bulan berikutnya, dan tidak hanya pada bulan puasa.

Puasa tidak hanya ada dalam umat Islam akan tetapi ada juga umat lainnya yang melakukan puasa seperti didalam Yahudi, Kristen, Katolik, Protestan, Hindu, dan Budha dari itu semua memiliki konsep puasa namun tentunya dengan cara berbeda. Adapun puasa dalam Islam terbagi dua yaitu puasa sunah dan puasa wajib, puasa sunah yaitu; Setiap hari Senin dan Kamis dari seminggu, Hari ke-13, 14, dan 15 setiap pertengahan bulan, Enam hari di bulan Syawal (bulan setelah Ramadhan), Hari Arafat (tanggal 9 Dzulhijjah di (Hijriah) Islam kalender), Hari Ashuraa (10 Muharram dalam (Hijriah) Islam kalender), dengan satu hari lagi puasa sebelum atau setelahnya. Puasa wajib sudah kita ketahui bersama yaitu puasa pada bulan Ramadhan selama satu bulan penuh. Hukum yang wajib harus dikerjakan oleh umat Islam kalau tidak maka akan mendapat sanksi dari Allah SWT, untuk yang terkena udzur selama puasa wajib maka harus di Qodho puasanya atau menganti puasa dibulan berikutnya.berbeda dengan puasa sunah apabila dikerjakan mendapat pahala apabila tidak, pun juga tidak mendapat dosa dan tidak harus menggantinya. Terkait mengenai bulan Ramadhan, secara etimologi berasal dari kata ramidha, yar-madhu, Ramadhan yang artinya terik, sangat panas atau terbakar (pembakaran). Adapun menurut terminologi Ramadhan dapat diartikan sebagai pembakaran, peleburan atau penghapusan atas segala macam dosa. Berdasarkan dari pengertian tersebut terkadang terjadi penyimpangan makna Ramadhan pada sebagian umat muslim. Dimana ada sebagian umat muslim yang menyambut kedatangan bulan ini dengan cara menyulut petasan. Sehingga dengan tindakannya tersebut ironis bagi mereka dapat meraih harapan atau hikmah yang terdapat dibulan tersebut.  Ramadhan termasuk bulan yang berbeda diantara bulan-bulan Islam lainnya, bulan Ramadhan adalah bulan istimewa bulan penuh berkah dan bulan penuh ampunan, diriwayatkan oleh Abu Hurairah tentang keutamaan bulan Ramadhan yaitu; “Rasulullah SAW biasanya memberi kabar gembira kepada para sahabatnya dengan bersabda: “telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan  kepadamu puasa didalamnya; pada bulan ini pintu-pintu syurga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan para setan diikat; juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik dari seribu bulan, barang siapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak tidak memperoleh apa-apa.” (H.R. Ahmad dan An Nasa’i).

Masih dari Abu Hurairah tentang keutamaan bulan Ramadhan yaitu; “Umatku dibulan Ramadhan diberi lima keutamaan yang tidak diberikan kepada umat sebelumnya, yaitu: bau mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi Allah dari pada aroma kasturi, para malaikat memohonkan ampunan bagi mereka sampai mereka berbuka, Allah Azza Wazalla setiap hari menghiasi surganya lalu berfirman (kepada surga): “hampir tiba saatnya para hambaku yang shalih dibebaskan dari beban dan derita serta mereka menuju kepadamu.” Pada bulan ini para jin yang jahat diikat sehingga mereka tidak bebas bergerak seperti pada bulan lainnya, dan diberikan kepada umatku ampunan pada akhir malam.” Beliau ditanya: “wahai Rasulullah apakah malam itu lailatul Qadar? Jawab beliau: “Tidak. Namun orang yang beramal tentu diberi balasannya jika menyelesaikan amalannya. (HR. Ahmad). Dari kutipan diatas kita mengetahui betapa bulan Ramadhan adalah bulan suci penuh berkah dan segala keistimewaan didalamnya maka dari itu kita harus sadar dan mari saling berlomba-lomba untuk mendapatkan segala keberkahan itu dengan mengharap ridho dari Allah SWT. Setelah sedikit mengetahui esensi dalam bulan Ramadhan pasti kita tidak mau absen didalamnya, kita akan memenuhi segala aktifitas keseharian kita dengan ibadah dan ibadah, bersedekah, shalat disertai sunahnya, perbanyak membaca Al-Qur’an terlebih kita harus berpuasa karena kewajiban yang paling penting bagi umat Islam dibulan suci Ramadhan yaitu berpuasa. Adapun firman Allah yang mewajibkan untuk berpuasa yaitu dalam surat al-Baqarah 183: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”

B.     MENGAPA ALLAH MEWAJIBKAN PUASA?.

 

·         Karena Puasa Adalah Perintah Agama

Ini adalah jawaban yang paling utama dan paling mutlak. Dalam segala bentuk ibadah, ketika ditanya mengapa, jawabnya “ karena ini adalah perintah agama “. Seseorang tidaklah layak beragama islam sampai ia menyerahkan diri dan menerima sepenuhnya agama islam, karena arti dari islam sendiri itu adalah “ menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah “. Sehingga segala bentuk perintah agama wajib diterima dan dilaksanakan termasuk diantaranya adalah puasa.

-      Karena Puasa Adalah Rukun Islam

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu umar radhiallahu anhuma Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda 

:

بني الإسلام على خمس شهادة أن لا إله إلا الله و أن محمدا رسول الله و إقاق الصلاة و إيتاء الزكاة و صوم رمضان و الحج و صوم رمضان

( Islam dibangun diatas lima ( pondasi ) : Syahadat laa ilaaha illallah wa anna Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji ( bagi yang mampu ), dan berpuasa di bulan Ramadhan ) diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim

Ibarat sebuah tenda kehilangan satu tiang, masihkah ia tegak menjulang ?. inilah islam, yang tak akan tegak tanpa tiang – tiang nya, yang diantaranya adalah puasa.

-       Karena Dengan Puasa Kita Bisa Bertakwa

Mengapa kita diwajibkan berpuasa ?, “ agar kalian kalian bisa bertakwa…… “.

Allah sendirilah yang memberikan jawaban ini kepada kita. Allah ta’ala berfirman :

 “ wahai orang – orang yang beriman telah diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas  umat  – umat sebelum kalian agar kalian bertakwa “ ( Al Baqarah : 183 )

Dengan berpuasa terwujudlah hakekat takwa. Bagaimana tidak, sedangkan orang yang berpuasa menjauhi segala hal yang dapat membatalkan puasanya karena taat kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya, dengan ini terwujudlah takwa. Karena ia menaati perintah Allah berupa puasa, dan menjauhi larangan Nya yang berupa pembatal – pembatal puasa.

-      Agar Terhapus Dosa Dan Mendapat Banyak Pahala

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

من صام رمضان إيماناً واحتساباً غُفر له ما تقدم من ذنبه

“ barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa – dosanya yang telah lalu “ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim )

Tidak hanya dihapusnya dosa, pahala yang tak terhingga pun didapat juga, sebagaimana dalam hadits qudsi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

يقول الله تعالى: كل عمل ابن آدم له، الحسنة بعشر أمثالها، إلا الصيام فإنه لي وأنا أجزي به، ترك شهوته وطعامه وشرابه من أجلي، للصائم فرحتان: فرحة عند فطره، وفرحة عند لقاء ربه، ولَخلوف فم الصائم أطيب عند الله من ريح المسك

Allah ta’ala berfirman “ setiap amalan anak Adam adalah untuk dirinya sendiri, dan setiap kebaikan akan dilipat gandakan sepuluh kali lipat kecuali puasa, karena puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku sendirilah yang akan membalasnya, ia meninggalkan syahwat, makanan, dan minumnya hanya karena untuk-Ku. Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan : bahagia ketika ia berbuka, dan bahagia ketika ia bertemu dengan Rabb-nya, dan sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum dari bau misk “ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim )

-       Agar Mudah Masuk Surga Dan Terhidar Dari Neraka

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

“ sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu yang disebut sebagai Ar Rayyan, yang hanya dimasuki oleh orang – orang berpuasa dan tidak ada satupun yang masuk kecuali mereka. Tatkala ada yang menyeru “ manakah orang – orang yang berpuasa ? “ maka merekapun memasuki pintu tersebut dan tak ada yang masuk dari pintu tersebut selain mereka. Hingga apabila mereka telah memasukinya pintu tersebut akan ditutup dan tak ada lagi yang akan memasukinya “ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim )

Tidak hanya itu, orang yang gemar berpuasa akan terhindar dari adzab neraka. Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

“ barangsiapa yang berpuasa satu hari fi sabilillah, maka Allah akan menjauhkan wajahnya dari neraka sejauh 70 tahun ( perjalanan ) “ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim )

 

Orang yang tidak mau berpuasa terbagi menjadi dua :

-         Tidak mau berpuasa karena ingkar

 Seperti mengingkari kewajiban puasa Ramadhan, meyakini bahwa khusus untuk  dirinya terbebas dari kewajiban puasa, atau menganggap bahwa puasa yang wajib bukan di bulan Ramadhan, dan masih banyak lagi contoh sejenis, maka yang demikian ini hukumnya kafir, karena ia telah mengingkari salah satu rukun islam yang disyareatkan kepadanya.

Imam Ad Dzahaby rahimahullah berkata :

( Ibnu Abbas radhiallahu anhu berkata ( tiang – tiang islam dan intinya ada tiga : syahadat laa ilaaha illallah, melaksanakan shalat, dan berpuasa Ramadhan. Barangsiapa yang meninggalkan salah satu dari tiga hal itu maka dia telah kafir ) naudzu billah min dzalik ) lihat Al Kabair karangan imam Dzahaby

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata :

( apabila ada orang yang sengaja berbuka di siang hari Ramadhan dengan anggapan bahwa hal itu halal padahal ia mengetahui bahwa hal tersebut adalah haram maka orang itu harus dibunuh…) lihat Majmu’ Fatawa 25 / 265

Serta telah menjadi Ijma’ seluruh kaum muslimin bahwa puasa Ramadhan hukumnya wajib, dan barangsiapa yang mengingkarinya maka ia telah kafir. ( lihat Maratib Ijma oleh Ibnu hazm hal. 70 )

-         Tidak Mau berpuasa Karena malas

Seperti orang yang mengakui bahwa puasa Ramadhan adalah wajib tapi ia tidak berpuasa karena malas – malasan, menganggap remeh urusan puasa, dan karena mengikuti hawa nafsu, atau tidak mau berpuasa tanpa alasan syar’i, maka ulama berbeda pendapat, dan yang paling rajih adalah bahwasannya ia tidak kafir, akan tetapi ia telah berdosa besar dan wajib bertaubat.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata :

( orang yang meninggalkan puasa karena malas atau meremehkan tidaklah kafir, karena hukum asalnya adalah seorang muslim masih dalam keadaan islam sampai ada dalil yang menyatakan bahwa ia telah keluar dari islam, sedangkan orang yang meninggalkan puasa karena malas – malasan tidak ada satupun dalil yang menyatakan bahwa ia telah keluar dari Islam, berbeda halnya dengan shalat, karena sesungguhnya telah banyak sekali dalil dari Al Qur,an, sunnah, maupun atsar para sahabat yang menyatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat karena malas – malasan maka ia telah kafir ) lihat seri ebook Majmu’ Fatawa wa Rasail Syaikh Utsaimin yang ke 19.

 

 

 

 

 

C.    TUJUAN DAN FUNGSI PUASA.

 

·         Tujuan Puasa

1. Meningkatkan ketakwaan

Allah SWT berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ [البقرة:183]

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (Q.S al-Baqarah: 183).

Dalam puasa terdapat usaha keluar dari keinginan nafsu menuju perintah Allah SWT, membebaskan dorongan nafsu menuju ketentuan syariat, mendahulukan cinta Allah daripada selain-Nya. Semua itu, mendorong jiwa untuk melaksanakan taat dan menjauhi penyimpangan, menerpa hati untuk selalu ikhlas karena Allah SWT.

Ketika nafsu merasa kenyang, maka akan mendorong berbuat maksiat dan penyimpangan. Sebaliknya, jika lapar, dia terdorong berbuat taat dan mengingat tuhannya.

2. Mengendalikan Nafsu

Rasa lapar dan dahaga dapat melemahkan keinginan nafsu untuk berbuat maksiat. Karena maksiat yang paling merusak dan membahayakan bagi individu maupun masyarakat adalah yang berhubungan dengan syahwat perut dan kelamin, maka Allah menundukkannya dengan cara puasa.

Rasulullah SAW bersabda,

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ

“Wahai para pemuda, barang siapa dari kalian yang mampu biaya nikah, maka hendaklah ia menikah, karena itu lebih bisa memejamkan mata dan menjaga farji” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Melipatkan Pahala Ibadah

Ibadah puasa Ramadan menjadikan ibadah lainnya dilipatkan

pahalanya. Di antara ibadah lain itu adalah:

a.      Sedekah

b.      Shalat malam

c.       Menghidupkan Lailatulkadar dengan ibadah

d.      Membaca al-Quran

4. Mensyukuri Kemudahan Syariat Allah

Orang yang mempelajari fikih puasa akan menemukan berbagai kemudahan dalam ketentuan-ketentuan puasa. Misalnya, puasa hanya wajib bagi orang-orang yang memenuhi syarat. Orang yang tidak mampu karena usia, dapat mengganti puasanya dengan sedekah makanan kepada orang miskin. Orang yang sakit, musafir, ibu hamil dan ibu menyusui juga boleh tidak berpuasa dengan ketentuan tertentu. Allah SWT berfirman,

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ [البقرة:185]

 “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Maka kita bersyukur atas segala hikmah yang terkandung dalam perintah puasa Ramadan. Juga bersyukur atas keringanan dan kemudahan yang Allah berikan dalam menjalankannya.

·         Fungsi Puasa.

1. Membuktikan keimanan seseorang

2. Penyucian diri yaitu jiwa dan rohani dengan menjauh dari dengki, hasud dan penyakit-penyakit hati lainnya

3. Fungsi kesehatan

4. Membuat diri merasa lebih baik

5. Meningkatkan fungsi otak

 

D.    HIKMAH PUASA.

 

1.        Melatih diri menjadi pribadi yang lebih tabah serta sabar.

Kita menjalankan puasa bukan hanya menahan lapar serta haus. Akan tetapi dengan kita melakukan puasa maka kita dapat dilatih untuk terbiasa bisa menahan amarah, dan tak berburuk sangka pada orang lain. Serta kita akan terbiasa untuk bersabar menghadapi suatu hal, tak mudah untuk terpancing oleh omongan – omongan orang lain mengenai diri kita. Jadi, dengan demikian kita bisa jadi pribadi yang sabar serta tabah tidak hanya saat puasa saja, tetapi setiap saat.

2.        Tercapainya derajat ketaqwaan seseorang.

Dengan menjalankan ibadah puasa, maka seseorang telah menjalankan kebaikan – kebaikan seperti yang Allah perintahkan serta menjauhi semua larangan Allah. Karena itulah, maka dengan menjalankan ibadah puasa seseorang dapat jadi pribadi yang lebih bertaqwa lagi pada Allah. Kita sebagai orang muslim yang menjalankan ibadah puasa juga akan merasa selalu di pantau oleh Allah, semangat untuk melakukan hal – hal yang diperintahkan oleh Allah dan lebih mendekatkan diri pada Allah. Oleh karena itu, hikmah puasa yaitu menjadikan seseorang bertaqwa pada Allah.

3.        Melatih seseorang menjadi lebih bersyukur.

Sewaktu kita menjalankan ibadah puasa, kita hanya makan dua kali di waktu berbuka puasa serta saat sahur. Dengan demikian, maka kita semakin lebih merasa bersyukur dengan apa yang kita makan selama ini saat kita tak berpuasa. Dengan demikian rasa syukur itu dapat muncul pada diri seseorang itu, dan hikmat puasa bisa didapatkan.

4.        Menjadikan seseorang lebih peduli sesama.

Sesama muslim merupakan saudara. Serta ikatan itu saat puasa begitu terjalin dengan erat. Hal semacam ini bisa kita lihat dari beberapa contoh, diantaranya yaitu memberikan makan tajil untuk berbuka, dengan cara cuma – cuma (berbuka puasa gratis), Shalat berjama’ah, saling berbagi pengetahuan agama, dan rutinitas ini akan terjalin serta terbiasa di saat tidak berpuasa.

5.        Membiasakan diri untuk berhati-hati dalam berbuat.

Dengan menjalankan ibadah puasa, maka kita akan menghindari hal – hal yang bisa mengurangi pahala puasa kita yakni dengan menjaga lisan, perbuatan serta hati. Dengan demikian sesudah kita membiasakan diri berbuat baik di saat puasa, kita akan terbiasa dan akan berhati – hati dalam melakukan tindakan. Karena ingat kalau Allah swt tahu segalanya yang kita lakukan.

 

E.     MAKNA SPIRUTUAL PUASA.

 

Salah satu ajaran yang potensial untuk mengembalikan kesadaran spiritual manusia adalah ibadah puasa.Puasa adalah ajaran Tuhan yang sangat universal. Bagi kaum awam puasa adalah sebuah upacara ritual keagamaan yang hanya menekankan pada keabsahan secara lahiriyah yaitu tidak makan, minum,dan berhungan seksual.Akan tetapi bagi kaum spiritualis, maka dimensi puasa sangatlah luas.Ia mencakup semua hal yang terkait didalam kehidupannya.

Sesungguhnya agama memberikan pedoman agar seseorang dapat mengarungi kehidupan bersearah kepada kebaikan , maka di antara yang diajarkannya adalah dengan menahan hawa nafsunya. Sesorang harus mengrahkan kehidupan dengan mengembangkan nafsu mutmainnahnya atau nafsu yang membawa kepada kedamaian, ketenangan,kesabaran dan hal-hal baik lainnya.Seirama dengan hal itu maka nafsu amarah yang terwujud di dalam keangkaramurkaan,merasa paling berkuasa,merasa paling hebat dan segala nafsu yang terkait dengan keburukan harus dipangkas sesuai dengan kapasitas dirinya. Nafsu amarah ini yang di dalam banyak hal dapat membawa kepada perilaku buruk atau jahat. Nafsu amarah akan membawa kepada kerusakan diri, lingkungan, masyarakat dan juga bngsa.Jika makin banyak orang yang memiliki nafsu amarah, maka akan terjadi partentangan, rivalitas dan bahkan konflik. Kerusakan sebagai akibat perang sebenarnya dipicu oleh perilaku yang diarahkan oleh nafsu amarah in ini.Demikian pula nafsu lawwamah atau nafsu yang lebih mengedepankan kepada pemenuhan kebutuhan fisikal atau biologis.

Melalui puasa yang mengajarkan spiritual, maka manusia diajarkan agar menjadi manusia yang baik yaitu mengedepankan nafsu muthmainnah atau nafsu nafsu yang membawa kepada kedamaian, ketenangan, kesabaran dan hal-hal baik lainnya sesuai dengan futrah manusia yang sebenarnya juga menginginkan kebaikan.

 

F.     PUASA DAN PEMBENTUKAN INSAN BERKARAKTER.

 

Puasa dapat membuat manusia menjadi:

1.         Mampu MemanajemenDiri

Anjuran untuk berbuka di awal waktu dan sahur di akhir waktu merupakan pembelajaran disiplin waktu. Seakan mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi aktivitas sudah tercatat dalam fikiran setiap pribadi yang berpuasa, kegiatan apa saja yang akan dilakukan tiap jamnya sudah tertanam. Termasuk di dalamnya adalah juga mengendalikan diri (emosi) serta mengatur (menseting) otak untuk melakukan hal-hal yang dianjurkan pada bulan puasa. Sehingga bisa menciptakan etos kerja tinggi karena semua waktu, tenaga, dan fikiran sudah direncanakan sejak awal agar tercapainya prinsip efektif dan efisien.

2.         Berbuat Jujur

Ibadah puasa merupakan ibadah individu yang hanya pelaku dan Allah-lah yang tahu apakah ia benar-benar puasa atau tidak. Jadi puasa adalah pendidikan bagi manusia untuk berbuat jujur (tidak munafiq) pada diri sendiri, orang lain, dan jujur pada Tuhannya

3.         Bertaqwa

Taqwa merupakan salah satu hasil yang diharapkan dari orang yang berpuasa, taqwa dapat diartikan takut pada Allah, karena Allah adalah dari segala sesuatu yang hanya wajib ditakuti sehingga dengan takut itu manusia akan taat pada Allah. Salah satu ciri orang bertaqwa adalah menepati janji, sabar, bersyukur,  dan berperilaku adil.

4.         Gaya Hidup Sederhana

Hidup sederhana bukan berarti tidak boleh menjadi orang kaya. Dengan hidup sederhana manusia tidak akan terjebak pada pola hidup materialistik, konsomerisme, dan cinta dunia secara berlebih

5.         Tahan Uji (Cobaan)

Salah satu cobaan bagi orang yang mengerjakan ibadah puasa adalah ketika ada orang lain yang meprovokasi, menyinggung perasaan, dan ada godaan-godaan lain yang tidak sengaja untuk menggoda orang berpuasa, misalnya ada acara iklan makanan dan minumanan, serta ketika kita melihat orang yang makan atau minum di tempat umum.

6.         Meneguhkan dalam Bersikap

Tegas dalam mengambil keputusan (konsisten, tidak plin-plan), siap menghadapi resiko, serta berkomitmen menjalani keputusan yang telah menjadi pilihan, yaitu memilih untuk tidak makan dan minum sehingga resiko yang harus dihadapi adalah rasa lapar.

 

BAB III PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Saum (puasa) secara bahasa artinya menahan atau mencegah. Menurut syariat agama Islam artinya menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah terbenam matahari, dengan syarat tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim.Macam-macam puasa yaitu puasa fardhu,puasa sunnah,puasaharam,puasa makruh. Mengapa Alloh Mewajibkan Puasa yaitu karena puasa adalah perintah Agama, karena puasa rukun islam, karena puasa kita bertakwa, karena puasa terhapus dosa dan banyak pahala.Tujuan puasa untuk menjadikan diri kita selalu bertaqwa kepada alloh , puasa memiliki fungsi  yaitu puasa sebagai sarana pendidikan untuk manusia agar tetap bertaqwa, melatih untuk bersabar dan mengendalikan hawa nafsu. Melalui puasa yang mengajarkan spiritual, maka manusia diajarkan agar menjadi manusia yang baik yaitu mengedepankan nafsu muthmainnah atau nafsu nafsu yang membawa kepada kedamaian, ketenangan, kesabaran dan hal-hal baik lainnya sesuai dengan futrah manusia yang sebenarnya juga menginginkan kebaikan. Puasa dan pembentukan insa berkarakter dapat membuat manusia menjadi : bertaqwa, jujur, nenahan diri, gaya hidup sederhana dll.

 

B.       SARAN

Muslim yang taat dengan perintah Alloh SWT tidak akan pernah meninggalkan puasa karena factor malas.Berlomba-lombalah dalam kebaikan niscaya Alloh SWT akan membalasnya dengan apa yang kita perbuat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Alkaf, Idrus.2004.Ihtisar Hadits.CV Karya Utama : Surabaya       

 

Azra.Azyumardi.2002.Pendidikan Agama Islam.Departemen Agama RI : Jakarta HPT Muhammadiyah

 

Syihab.2001.Tuntunan Puasa Praktis.Bumi Aksara : Jakarta

 

Syarafuddin, dkk. 1995. Al Islam dan Kemuhammadiyahan. Surakarta: LPPI UMS.

 

https://seruni.id/hikmah-puasa/

 

https://santrimadinah.blogspot.com/2012/07/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html

 

https://harakahislamiyah.com/hikmah/empat-tujuan-puasa

 

https://id-id.facebook.com/notes/komunitas-kenduri-cinta/makna-spiritual-dan-sosial-ibadah-puasa/28144148457/

 

http://www.jurnalasia.com/medan/puasa-dan-pembentukan-karakter/

 

No comments:

Post a Comment

Download Filem When the Phone Rings Full Episode : Sebuah Misteri Mencengkeram di Balik Panggilan Telepon

When the Phone Rings: Sebuah Misteri Mencengkeram di Balik Panggilan Telepon "When the Phone Rings" adalah drama Korea Selatan yan...