INDIVIDU, KELUARGA, MASYARAKAT
DAN INTERAKSI SOSIAL
A. INDIVIDU
1.
Pengertian individu,
Kata “ Individu” berasal dari kata latin, yaitu individuum,
berarti “yang tak terbagi”. Jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai
untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.[3]
Arti lainnya adalah sebagai pengganti “orang seorang” atau manusia perorangan.
Disini terlihat bahwa sifat dan fungsi manusia, sebagaimana ia hidup di
tengah-tengah individu lain dalam masyarakat.[4]
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan
yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai
manusia perorangan, dapat kita uraikan, bahwa individu adalah seorang manusia
yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan
juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Makna manusia menjadi individu apabila pola tingkah
lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang
meningkatkan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada ia adalah
dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri.
2. Tugas Manusia Sebagai Individual.
Manusia sebagai individu memiliki tugas pada dirinya sendiri yaitu;[5]
a.
Menuntut ilmu pengetahuan, merekayasa teknologi serta
memanfaatkannya untuk kemakmuran dan kesejahteraan. Kesadaran tersebut
mendorongnya untuk terus belajar. Proses belajar berarti proses perubahan sikap
dan perilaku dengan mendapatkan pengalaman dan pelatihan.
b.
Menghiasi diri dan budi pekerti dengan baik serta
akhlak yang terpuji, setiap tindakan dan perbuatan dalam kehidupan
bermasyarakat selalu bercermin pada keindahan dan keelokan budi pekerti maka
akan tercipata kesejukan dalam kehidupan bermasyarakat.
B.
KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil
yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial, yang ditandai dengan adanya kerja
sama ekonomi. Fungsi keluarga adalah berkembang biak, mensosialisasi, mendidik
anak, menolong, melindungi, atu merawat orang-orang tua (jompo). Bentuk
keluarga terdiri dari seorang suami, seorang istri, dan anak-anak yang biasanya
tinggal dalam satu rumah yang sama ( keluarga inti). Secara resmi terbentuk
dari hasil perkawinan.[6]
2.
Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluaraga meliputi;[7]
1. Pengaturan
Seksual
Dapat dibayangkan
apabila tidak ada keluarga maka akan terjadi seks bebas yang diakibatkan tidak
adanya pengaturan seksual, oleh karena itu, disinilah fungsi keluarga agar
pengaturan seksual dapat dikontrol dan tidak ada lagi kelahiran di luar nikah.
2. Reproduksi
Keluarga berfungsi
untuk membentuk keturunan, walaupan banyak yang berpandangan bahwa banyak anak
akan menambah beban hidup, dan ada pula yang mengharapkan banyak anak untuk
jaminan bagi orang tua di masa depan.
3. Sosialisasi
Sebelum
bersosialisasi dalam masyarakat ada halnya kita bersosialisasi terlebih dahulu
dalm keluarga agar terbebtuknya kepribadian, sikap, perilaku, dan tanggapan
emosinya, sehingga ketika kita bermasyarakat dapat diterima dengan baik.
4.Kontrol sosial
Keluarga yang berfungsi dalam sosialisai, yaitu bagi individu pada
saat ia tumbuh menjadi dewasa memerlukan suatu sistem nilai sebagai semacam
tuntunan untuk mengarahkan aktivitasnya dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai
tujuan akhir pengembangan kepribadiannya.
C. MASYARAKAT
1. Pengertian Mayarakat
Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut juga society, asal
katanya socius yang berarti kawan. Adapun kata “masyarakat” berasal
dari bahasa Arab, yaitu syirk, artinya bergaul. Adanya saling
bergaul ini tentu karena ada bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan
oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur lain dalam
lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.
2. Tugas Manusia
Tugas manusia sebagai anggota masyarakat;
1.
Saling tolong menolong dan bantu membantu dalam
kebajikan
2.
Ikut meringankan beban kesengsaraan orang lain
3.
Menjaga dan memelihara keamanan, ketentraman dan
ketertiban lingkungan dan masyarakat
4.
Menghindari perkataan dan tindakan yang menyakitkan
orang lain sehingga tercipta ketergantungan yang saling menguntungka
D. INTERAKSI SOSIAL
1. Pengertan
Interaksi Sosial
Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling
berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat
menimbulkan suatu proses interaksi sosial. Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan
bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau
interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu
dan kelompok” (p. 22). Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan
Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang
menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan
tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial” (p.
50).“Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling
mempercayai, menghargai, dan saling mendukung” (Siagian, 2004, p. 216).
Berdasarkan definisi di atas maka, penulis dapat
menyimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia
yang saling mempengaruhi satu sama
lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun
atar individu dan kelompok.
2. Macam -
Macam Interaksi Sosial
Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial
dibagi menjadi tiga macam, yaitu (p. 23) :
1. Interaksi antara individu dan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif.
Interaksi positif, jika jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan.
Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau
keduanya (bermusuhan).
2. Interaksi antara individu dan kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif.
Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi
dan kondisinya.
3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan
bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk
membicarakan suatu proyek.
3. Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial
Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002),
interaksi sosial dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu (p. 49) :
1. Interaksi sosial yang
bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk asosiasi
(hubungan atau gabungan) seperti :
a. Kerja sama
Adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok
untuk mencapai tujuan bersama.
b. Akomodasi
Adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara
pribadi dan kelompok - kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.
c. Asimilasi
Adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan
latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam
jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah
sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
d. Akulturasi
Adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat
manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari
suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur
kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
2. Interaksi sosial yang
bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk pertentangan
atau konflik, seperti :
a. Persaingan
Adalah suatu perjuangan yang dilakukan
perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil
secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak
lawannya.
b. Kontravensi
Adalah bentuk proses sosial yang berada di
antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain
sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang - terangan
yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur - unsur
kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian
akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.
c. Konflik
Adalah proses sosial antar perorangan atau
kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan
yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang
pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai
tersebut.
4.
Ciri - Ciri Interaksi Sosial
Menurut Tim Sosiologi (2002), ada
empat ciri - ciri interaksi sosial,
antara lain (p. 23) :
a. Jumlah pelakunya lebih dari satu
orang.
b. Terjadinya komunikasi di antara
pelaku melalui kontak sosial.
c. Mempunyai maksud atau tujuan
yang jelas.
d. Dilaksanakan melalui suatu pola
sistem sosial tertentu
5. Syarat - Syarat
Terjadinya Interaksi Sosial
Berdasarkan pendapat menurut Tim
Sosiologi (2002), interaksi sosial dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat
di bawah ini, yaitu (p. 26) :
a.Kontak sosial
Adalah hubungan antara satu pihak
dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial, dan masing -
masing pihak saling bereaksi antara satu dengan yang lain meski tidak harus
bersentuhan secara fisik.
b. Komunikasi
Artinya berhubungan atau bergaul
dengan orang lain.
PENUTUP
KESIMPULAN
Manusia sebagai makhluk individu bukan berarti manusia
yang hidup sendiri tanpa orang lain, tapi manusia senagai makhluk individu bisa
diartikan bila tingkah polahnya bersifat spesifik dari dalam dirinya bukan lagi
mengikuti tingkah polah khalayak ramai atau umum. Seorang manusia pastinya akan
menyingkirkan sifat keindividuannya apabila dia sedang berinteraksi dengan
manusia lainya dalam kelompok. Dalam perkembangannya manusia sebagai makhluk
individu selalu berhadapan dengan konflik, karena tingkah lakunya selalu
ataupun ada yang bertentangan dengan peranan yang dituntut kelompok/masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Soelaeman, Dr.
M. Munandar. Ilmu Sosial Dasar. Refika Aditama.2006
Bainar, Prof.
Dr. Hajjah, dkk. Ilmu Sosial, Budaya, dan Kealaman Dasar. CV. Jenki
Satria. 2006
Agus,
Bustanuddin. Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial Studi Banding Pandangan
Ilmiah Dan Ajaran Agama. Gema Insani. Jakarta .
1999.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/interaksi-sosial-definisi-bentuk-ciri.html
[1] Prof. Dr. Hajjah Bainar, Drs. H. Ruslan Abdul Rahman, Drs. M. Jafar
Anwar, M, Si. Ilmu Sosial, Budaya, dan Kealaman Dasar hal 64.
[2] Prof. Dr. Hajjah Bainar, Drs. H. Ruslan Abdul Rahman, Drs. M. Jafar
Anwar, M, Si. Ilmu Sosial, Budaya, dan Kealaman Dasar hal 64.
[3] Dr.M.
Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar refika Aditama hal 113
[4] Prof. Dr. Hajjah Bainar, Drs. H. Ruslan Abdul Rahman, Drs. M. Jafar
Anwar, M, Si. Ilmu Sosial, Budaya, dan Kealaman Dasar hal 65
[5] Prof. Dr. Hajjah Bainar, Drs. H. Ruslan Abdul Rahman, Drs. M. Jafar
Anwar, M, Si. Ilmu Sosial, Budaya, dan Kealaman Dasar hal 66
[6] Dr.M.
Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar refika Aditama hal 115
[7] Goode, William The Family, terjemahan bahsa Indonesia oleh
Dra. Lailahanoum Hasyim, PT Bina Aksara,1983 hal 44-48
No comments:
Post a Comment